IODIUM
Iodium
ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion
monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid.
Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur
kecepatan metabolis dan produksi kalori atau energi disemua kehidupan. Jumlah
iodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian
kecil secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus
dan oleh kelenjar tiroid di gunakan untuk memproduksi hormon thyroid.
Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara
ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium (Brody,
1999).
Iodium terdapat pada makanan seperti makanan laut, susu, telur, daging dan air
minum di daerah
tertentu. Yodium tergolong sebagai
mikro mineral yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid
(kelenjar yang agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Untuk
memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan
bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2
mikrogram per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120
mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk
orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing
25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
a.
Fungsi
Iodium
·
Yodium digunakan untuk memproduksi
tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ,
mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme, bahkan menentukan berapa
lama seseorang bertahan untuk hidup.
·
Dapat
mencegah penyakit gondok.
b.
Penyakit akibat
Kekurangan Iodium
· Kekurangan Yodium pada Janin
Kekurangan yodium pada janin
akibat ibunya kekurangan yodium ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian
lahir mati, abortus, dan cacat bawaan. Akibat lain yang lebih berat pada janin
yang kekurangan yodium adalah kretin endemik. Kretin endemik ada dua tipe, yang
banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu
tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang jarang terjadi
adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan
kerdil.
Perkembangan otak janin sangat
tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bilamana
ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid
pada ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah
dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa
ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga
berakibat hipotiroidisme pada janin.
· Kekurangan Yodium pada Saat Bayi Baru Lahir
Fungsi tiroid pada bayi baru
lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada
bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan
cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung
pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak
normal.
Bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan
menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan
fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di
daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang
sangat mencolok.
· Kekurangan Yodium pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah
yang tinggal di daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ
kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah
yang berkecukupan yodium. kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif
rendah.
Hipotiroidisme otak akan
menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak
dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi
yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada
janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan
koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.
· Kekurangan Yodium pada Dewasa
Pada orang dewasa, dapat
terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme,
bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid
yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar
tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya
kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.
Selama ini perhatian para
pakar terpusat pada GAKY tingkat berat, dan tingkat sedang, baru sekitar
sepuluh tahun belakang ini tertarik mengamati apa yang terjadi pada GAKY
tingkat ringan yang jumlahnya jauh lebih besar. Dampak buruk GAKY tingkat
ringan ternyata lebih mengejutkan. Pada tingkat ringan sudah terjadi kelainan
perkembangan sel-sel syaraf yang mempengaruhi kemampuan belajar anak yang
ditunjukkan dengan rendahnya IQ anak penderita GAKY. Perkembangan sel otak terjadi
dengan pesat pada janin dan anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil
penderita GAKY tingkat ringan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan
syaraf motorik dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan
anak.
c. Daerah
Rawan Kekurangan Iodium
· Daerah
Lereng Gunung
Warga
Kabupaten Temangung yang tinggal di kawasan lereng Gunung Sindoro dan Sumbing
rawan terkena gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) atau dikenal dengan
istilah gondok. karena air tanah dari sumber mata air di pegunungan yang
dikonsumsi oleh warga, kandungan yodiumnya yang kurang dan warga tidak memenuhi garam yodium atau makanan lain yang mengandung banyak yodium, sedangkan
bila kekurangan yodium akan
mengakibatkan kelenjar gondok pada diri manusia harus bekerja keras.
d.
Kebijakan
untuk Mengurangi Kekurangan Iodium
Tubuh manusia tidak dapat
memproduksi iodium. Oleh sebab itu, diperlukan penambahan iodium dari luar. Walaupun iodium telah tersedia dalam beberapa bahan
makanan, namun seringkali iodium tersebut hilang waktu proses pengolahan bahan
makanan itu sendiri. Oleh sebab itu, pemerintah telah
melakukan tiga macam strategi untuk menurunkan jumlah penderita GAKI yakni:
1) Memberikan suplemen kapsul
minyak beriodium
2) Program iodisasi garam dan
3) Diversifikasi konsumsi pangan
sumber iodium.
Pemberikan suplemen
kapsul minyak beriodium merupakan program jangka pendek yang sangat mahal
biayanya, sehingga tidak mungkin diterapkan secara nasional dan
berkesinambungan. Sedangkan program iodisasi yaitu penambahan KIO3 ke dalam garam konsumsi yang
biasa disebut garam beriodium.
Berdasarkan standar
nasional indonesia (SNI) garam yang dikonsumsi harus mengandung 30-60 ppm KIO3.
Walaupun demikian beberapa merk garam iodium, pada kemasan tertulis mengandung
iodium, dalam hal ini KIO3, tetapi kenyataannya iodium yang dikandung tidak
mencapai standar SNI, bahkan ada beberapa jenis garam yang tidak mengandung KIO3 sama sekali.
0 komentar:
Posting Komentar